Jumat, 27 April 2012

tugas akhir - pengaplikasian CBS pada ATV



Bastian Anshory/10504244010/C1/Pendidikan Teknik Otomotif UNY

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar belakang
Modifikasi bidang otomotif akhir-akhir ini mengalami perkembangan yang sangat pesat dan beragam, hampir semua sistem dalam teknologi otomotif baik sepeda motor maupun mobil mengalami sentuhan modifikasi. Modifikasi bidang otomotif yang dilakukan bertujuan untuk mendapatkan kinerja yang lebih baik dari sebuah sistem kerja otomotif. Dilakukan dengan sistem kerja yang standar, merubah spesifikasi komponen ataupun dengan cara memberi komponen tambahan. Modifikasi bidang otomotif merupakan peluang bisnis yang sangat menjanjikan sekaligus penuh tantangan, maka terjun kedalam bidang modifikasi otomotif dibutuhkan pengetahuan dasar tentang sistem kerja yang mendalam dan kreatifitas yang tinggi.
Tentunya modifikasi yang dilakukan harus mengutamakan kenyamanan dan keamanan dalam berkendara. Salah satu faktor utama dalam menunjang keamanan dan kenyamanan dalam berkendara adalah system rem. Rem dirancang untuk mengurangi kecepatan (memperlambat) dan menghentikan kendaraan atau untuk memungkinkan parkir pada tempat yang menurun. Peralatan ini sangat penting pada kendaraan dan berfungsi sebagai alat keselamatan dan menjamin untuk pengendaraan aman.
Salah satu teknologi terbaru pada system rem saat ini adalah system CBS (Combined Brake System). CBS adalah sistem pengereman yang mengkombinasikan antara rem depan dan belakang, jadi hanya dengan menekan satu tuas rem saja maka akan mendapatkan pengereman pada roda depan dan belakang. Saat ini saya akan menerapkan pengoprasian system CBS pada kendaraan ATV yang sebelumnya hanya menggunakan satu rem cakram yang terletak pada bagian tengah pada bagian belakang. Tentunya hal tersebut sungguh tidak mendukung sekali bila diterapkan pada kendaraan ATV. ATV merupakan salah satu kendaraan “segala medan” yang tentunya harus didukung dengan daya henti yang baik.  Dan alangkah lebih baik jika kendaraan tersebut dilengkapi dengan system rem yang baik pula.



B.     Identifikasi masalah
ATV merupakan salah satu kendaraan “segala medan” yang tentunya harus didukung dengan daya pengereman yang baik pula. Dan disini hanya terdapat satu rem cakram yang terletak pada bagian tengah pada bagian belakang. Tentunya hal tersebut sungguh tidak mendukung sekali bila diterapkan pada kendaraan ATV.
C.     Batasan masalah
Berdasarkan permasalahan yang ada maka batasan-batasan masalah dan supaya lebih fokus dari permasalah yang timbul dari pembuatan tugas akhir ini, maka penulis membatasi masalah yaitu pada penerapan system CBS pada kendaraan ATV.
D.    Rumusan masalah
Dalam permasalahan kali ini akan dibahas tentang kendaraan ATV yang sebelumnya hanya menggunakan satu rem cakram akan dimodifikasi menggunakan empat rem cakram pada setiap roda dan dioperasikan dengan menggunakan system CBS. Permasalahan yang timbul adalah bagaimana cara memodifikasi rem cakram biasa menjadi CBS.
E.     Tujuan
Tujuan yang ingin di capai pada penulisan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui cara kerja rem CBS.
b. Untuk mengetahui komponen-komponen yang dibutuhkan dalam pengoprasian rem CBS.
F.      Manfaat
Manfaat yang diperoleh dari pembuatan tugas akhir adalah:
1.      Memberikan informasi tentang system rem.
2.      Memberikan informasi tentang bagaimana cara kerja system rem CBS.
3.      Akan diperoleh performa pengereman yang optimal.
4.      Sebagai bahan acuan dalam perkembangan teknologi otomotif khususnya dalam hal kenyamanan dan keamanan.
5.      Mengetahui perbedaan menggunakan rem yang belum menggunakan CBS dibandingkan dengan yang sudah menggunakan CBS.

G.    Keaslian gagasan
Saya mengaplikasikan Rem CBS (Combi Brake System) pada kendaraan ATV yang sebelumnya hanya diterapkan pada sepeda motor. Dan kendaraan ATV tersebut sebelumnya hanya menggunakan satu rem cakram pada bagian belakang.







































BAB II
PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH
A.    System Rem
                            I.            Uraian
Rem dirancang untuk mengurangi kecepatan (memperlambat) dan menghentikan kendaraan atau untuk memungkinkan parkir pada tempat yang menurun. Peralatan ini sangat penting pada kendaraan dan berfungsi sebagai alat keselamatan dan menjamin untuk pengendaraan aman. Rem merupakan kebutuhan sangat penting untuk keamanan berkendaraan dan juga dapat berhenti di tempat manapun, dan dalam berbagai kondisi dapat berfungsi secara baik dan aman.
                         II.            Prinsip Rem
Kendaraan tidak dapat berhenti dengan segera apabila mesin dibebaskan (tidak dihubungkan) dengan pemindahan daya, kendaraan cenderung tetap bergerak. Kelemahan ini harus dikurangi dengan maksud untuk menurunkan kecepatan gerak kendaraan hingga berhenti. Mesin mengubah energy panas menjadi energy kinetic (energy gerak) untuk menggerakkan kendaraan. Sebaliknya, rem mengubah energy kinetic kembali menjadi energy panas untuk menghentikan kendaraan. Umumnya, rem bekerja disebabkan oleh adanya system gabungan penekanan melawan system gerak putar. 
                      III.            Macam-macam rem
Rem yang dipergunakan pada kendaraan bermotor dapat digolongkan menjadi beberapa tipe tergantung dari penggunaannya.
·         Rem kaki (foot brake) digunakan untuk mengontrol kecepatan dan menghentikan kendaraan.
·         Rem parkir (Parking brake) digunakan terutama untuk memarkir kendaraan.
·         Rem tambahan (auxilary brake) digunakan pada kombinasi rem biasa (kaki yang digunakan pada truk diesel dan kendaraan berat.
Sealanjutnya “engine brake” adakalanya digunakan untuk menurunkan kecepatan kendaraan. Braking effect ditimbulkan oleh tahanan putaran dari mesin itu sendiri, tidak ada peralatan khusus. Contohnya seperti dua orang saling berpegangan sambil berlari, walaupun yang depan cepat tapi ia akan mengimbangi yang belakang dengan larinya lambat.
1)      REM KAKI
Rem kaki dikelompokan menjadi dua yaitu rem hidrolik dan rem peneumatik. Rem hidrolis lebih respon dibandingkan dengan rem lainnya. Berdasarkan mekanisme pengereman atau bagian yang berputar rem dikelompokan menjadi rem tromol dan rem cakram.
Gambar Sistematika Rem Hidrolik
·         Rem Hidrolik :
      Rem hidrolik lebih respons dan lebih cepat dibanding dengan  tipe lainnya, dan konstruksinya juga lebih sederhana.  Rem hidrolik juga mempunyai konstruksi yang khusus dan handal ( superior design flexibility ). Dengan adanya keuntungan tersebut, rem hidrolik paling banyak digunakan pada mobil-mobil penumpang dan truk ringan.
Mekanisme kerja dan bagian-bagian dari rem ini ditunjukkan pada gambar berikut :

http://otomotif.web.id/image/3.36.jpg
Komponen Rem Hidrolik :
1)                        Master Silinder
Master silinder berfungsi meneruskan tekanan dari pedal menjadi tekanan hidrolik minyak rem untuk menggerakkan sepatu rem (pada model rem tromol) atau menekan pada rem (pada model rem piringan).
http://otomotif.web.id/image/3.37.jpg
Cara kerja master silinder :

               Bila pedal rem ditekan, batang piston akan mengatasi tekanan pegas pembalik (return piston) dan piston digerakkan ke depan. Pada waktu piston cup berada di ujung torak, compresating port akan tertutup. Bila piston maju lebih jauh lagi, tekanan minyak rem di dalam silinder akan bertambah dan mengatasi tegangan pegas outlet untuk membuka katup

http://otomotif.web.id/image/3.38.jpg
            Bila pedal rem dibebaskan, maka piston akan mundur ke belakang pada posisinya semula (sedikit di dekat inlet port) karena adanya desakan pegas pembalik. Dalam waktu yang bersamaan katup outlet tertutup. Ketika piston kembali, piston cup mengerut dan mungkinkan minyak rem yang ada "di sekeliling piston cup dapat mengalir dengan cepat di sekeliling bagian luar cup masuk ke sillnder, hingga silinder selalu terisi penuh oleh minyakrem. Sementara itu tegangan pegas-pegas sepatu rem atau pad rem pada roda bekerja membalikan tekanan pada minyak rem yang berada pada pipa-pipa untuk masuk kembali ke master silinder



2)      Boster Rem

            Boster rem termasuk alat tambahan pada sistem rem yang berfungsi melipatgandakan tenaga penekanan pedal. Rem yang dilengkapi dengan boster rem disebut rem servo (servo brake).

            Boster rem ada yang dipasang menjadi satu dengan master silinder, tetapi ada juga yang dipasang terpisah.

http://otomotif.web.id/image/3.39.jpg
Memperlihatkan salah satu model boster rem yang menggunakan kevacuman mesin untuk menambah tekanan hidrolik.
Cara kerja boster rem :

            Bila pedal rem ditekan maka tekanan silinder hidrolik membuka  sebuah katup, sehingga bagian belakang piston mengarah ke luar. Adanya perbedaan tekan antara bagian depan dan belakang piston  mengaklbatkan torak terdorong ke dapan.
http://otomotif.web.id/image/3.40.jpg
            Bagian depan piston yang menghasilkan tekanan yang tinggi ini dihubungkan dengan torak pada master silinder. Bila pedal dibebaskan, katup udara akan menutup dan berhubungan lagi dengan intake manifold. Dengan terjadinya kevacum yang sama pada kedua sisi piston, tegangan pegas pembalik mendesak piston ke posisi semula. 
3)      Katup Pengimbang :

            Bila mobil mendadak direm maka sebagian besar kendaraan bertumpu pada roda depan. Oleh karena itu, pengereman roda depan harus Iebih besar karena beban di depan lebih besar daripada di belakang. Dengan alasan tersebut diperlukan alat pembagi tenaga pengereman yang disebut katup pengimbang (katup proporsional). Alat ini bekerja secara otomatis menurunkan tekanan hidrolik pada silinder roda belakang, dengan demikian daya pengereman roda belakang lebih kecil daripada daya pengereman roda depan.

http://otomotif.web.id/image/3.41.jpg
KATUP P GANDA
Jadi cara kerja rem hidrolik secara keseluruhan dapat disimpulkan:
Pada saat pedal rem diinjak, maka piston pada master silinder akan bergerak kearah kanan (Gambar 3).Cairan minyak rem yang ada pada master silinder akan terdorong dan menekan piston yang ada pada tiap – tiap silinder roda (wheel cylinder). Ingat bahwa fluida menekan kesegala arah, dan fluida cairan hydrolik harus bersifat inkompresible.Piston pada wheel silinder tadi akan bergerak kearah luar dan mendorong sepatu rem ( Rem Tromol) sehingga sepatu rem bagian kanvas rem akan bergesekan dengan tromol serta melakukan pengereman. Sedangkan pada rem piringan ( Cakram / Disk Brake ) masing –masing piston akan mendorong kanvas rem saling mendekat dan menjepit piringan atau disk serta terjadi pengereman. Gaya pengereman yang terjadi pada silinder roda tergantung dari luas penampang silinder serta jumlah silinder yang ada pada kendaraan. Bias dikatakan gaya pada master silinder merupakan penjumlahan seluruh gaya pada semua silinder roda.
Berdasarkan mekanisme pengereman atau bagian yang berputar rem dikelompokan menjadi rem tromol dan rem cakram.
·         REM TROMOL

            Pada rem model tromol, kekuatan tenaga pengereman diperlukan dari sepatu rem yang diam menekan permukaan tromol bagian dalam yang berputar bersama-sama roda. Bagian bagian utama dari rem tromol ini ditunjukkan

http://otomotif.web.id/image/3.42.jpg



Komponen rem tromol :
1)      Backing plate 
Backing plate
http://otomotif.web.id/image/3.43.jpg
Dibaut pada rumah poros (axel housing) bagian belakang. Karena sepatu rem terkait pada backing plate maka aksi daya pemgereman bertumpu pada backing plate:.
2)      Silinder roda:
            Silinder roda yang terdiri atas bodi dan piston, berfungsi untuk dorong sepatu rem ke tromol dengan adanya tekanan hidrolik dari master silindcr. Satu atau dua silinder roda digunakan pada tiap unit rem (tergantung dari modelnya). Ada dua macam silinder roda, yaitu:
a) Model double piston, yang bekerja pada sepatu rem dari kedua arah.
b)  Model single piston, yang bekerja pada sepatu rem hanya satu arah.
3)      Sepatu rem dan kanvas:
            Kanvas terpasang pada sepatu rem dengan rem dikeling (untuk kendaraan besar) atau dilem (untuk kandaraan kecil).
http://otomotif.web.id/image/3.45.jpg
4)       Tromol rem.
            Tromol rem yang berputar bersama roda Ietaknya sangat dekat dengan kanvas. Tetapi saat pedal rem tidak diinjak, keduanya tidak saling bersentuhan.
http://otomotif.web.id/image/3.46.jpg
Memperlihatkan salah satu tipe tromol rem yang disebut tipe leading-trailling shoe. Pada tromol rem tipe ini  bagian ujung bawah sepatu rem diikat oleh pin-pin dan bagian atas sepatu berhubungan dengan silinder roda. Silinder roda bertugas mendorong sepatu-sepatu ke arah luar seperti ditunjukkan tanda panah.
            Bila tromol rem berputar ke arah depan dan pedal rem diinjak, sepatu rem akan mengembang keluar dan bersentuhan (bergesekan)  dengan tromol rem. Sepatu rem sebelah kiri (primary shoe) terseret  searah dengan arah putaran tromol, sepatu bagian kiri ini disebut leading shoe.
Sebaliknya sepatu rem sebelah kanan (secondari shoe) bekerja mengurangi gaya dorong pada sepatu rem, disebut sebagai  trailling shoe. Bila tromol berputar ke arah belakang (kendaraan  mundur), leading shoe berubah menjadi trailling shoe dan trailing shoe menjadi leading shoe. Tetapi pada saat maju maupun mundur keduanya tetap menekan dengan gaya pengereman sama.
·         REM CAKRAM
Rem cakram (disk brake) pada dasarnya terdiri atas cakram yang dapat berputar bersama sama roda dan pada (bahan gesek) yang dapat menjepit cakram. Pengereman terjadi karena adanya gaya gesek dari pad-pad pada kedua sisi dari cakram dengan adanya tekanan dari piston-piston hidrolik. Prinsip kerja rem model cakram ini ditujukkan secara skema pada gambar dibawah ini :[1]
http://otomotif.web.id/image/3.47.jpg
v  Rem piringan walaupun banyak jenis rem piringan prinsip kerjanya adalah bahwa sepasang pad yang tidak berputar menjepit rotor piringan yang berputar menggunakan tekanan hidrolis, menyebabkan terjadinya gesekan yang dapat memperlambat atau menghentikan kendaraan.
v  Rem piringan efektif karena rotor piringannya terbuka terhadap aliran udara yang dingin dan karena rotor piringan tersebut dapat membuang air dengan segera. Karena itulah gaya pengereman yang baik dapat terjamin walau pada kecepatan tinggi. Sebaliknya berhubung tidak adanya self servo effect, maka dibutuhkan gaya pedal yang lebih besar dibandingkan dengan rem tromol. Karena alasan inilah booster rem biasanya digunakan untuk membantu gaya pedal.
v  Bagian – bagian rem piringan :
1.      Pen Utama dipasang pada plat penahan memberi tempat bagi kaliper dan memungkinkan silinder bergerak mundur maju di dalam bushing. Pen diberi perapat untuk mencegah masuknya debu dan air;
2.      Pad Rem Piringan menjepit rotor piringan dengan menggunakan piston pada silinder guna menciptakan gesekan yang menyebabkan terjadinya pengereman;
3.      Rotor Piringan dipasang pada hub as, berputar bersama roda;
4.      Lobang Pembuang untuk membuang udara yang masuk kedalam kedalam saluran udara;
5.      Kaliper Rem Piringan melindungi piston dalam silinder dan menekan pad terhadap rotor piringan tatkala piston terdorong oleh tekanan hidrolis;
6.      Sub Pen yang terpasang pada plat torgue, bersama – sama denga pen utama, memberi tempat kepada silinder dan memungkinkan silinder bergerak mundur maju melalui bushing;
7.      Plat Penahan terpasang pada bagian dari as, menunjang gerakan silinder yang terjadi pada saat pad menjepit rotor piringan.


Contoh konstruksinya :
http://otomotif.web.id/image/3.48.jpg

2) REM PARKIR
Tuas rem parkir/rem tangan dan kable rem tangan berfungsi untuk mengerem roda – roda belakang secara mekanis melalui batang penghubung dan kabel – kabel. Juga untuk parkir kendaraan pada jalan turun / mendaki.[2]


B.     Rem CBS (Combi Brake System)
CBS adalah singkatan dari Combi Brake System inilah teknologi yang diterapkan pada Vario techno oleh PT. Astra Honda Motor dalam mengupayakan keselamatan dan kenyamanan dalam berkendara .
tunas dwipa matra

Teknologi ini adalah penyempurnaan dari Vario sebelumnya yang sudah mengusung spesifikasi canggih seperti radiator (liquid cooled engine), tuas pengunci rem (parking brake lock), stamdar samping otomatis (side stand switch) dan pengaman kunci kontak bermagnet (auto seccure key shutter) .
Jadi apakah sebenarnya Combi Brake System itu? combi brake adalah sistem kerja rem yang menggunakan satu tuas rem yang melakukan 2 fungsi pengereman ban belakang sekaligus ban depan. Biasanya pada tuas rem sebelah kiri hanya digunakan hanya untuk rem belakang yang sudah digunakan motor matic sebelumnya.

            Untuk mengurangi angka kecelakaan PT. Astra Honda Motor menggunakan teknologi CBS pada tuas rem kiri dengan cara satu penarikan tuas kiri yang mengerem roda belakang dan roda depan sekaligus yang pasti sangat membantu pengereman motor pada saat berkecepatan tinggi , ini lah sedikit penjelasan tentang teknologi CBS yang di terapkan pada Honda Vario Techno CBS.[3]
Combi Brake System (CBS) pada skutik baru Honda Vario CBS Techno pada prinsipnya dibuat untuk memudahkan pengendara melakukan pengereman yang lebih ideal. Ketika tuas rem belakang (tuas kiri) di tekan, secara otomoatis rem depan juga akan ikut melakukan pengereman. CBS sangat pas untuk pengendara yang hanya terbiasa menggunakan rem belakang. Dengan fitur ini resiko roda belakang mengunci bisa dikurangi karena rem depan juga ikut mengurangi kecepatan dengan proporsi yang ideal.
CBS Hanya Braking Assist (membantu pengereman)
Yang perlu diingat, karena bersifat membantu (assist), pengereman yang dilakukan oleh CBS tidak sepenuhnya ideal. Seharusnya pengereman yang benar lebih kuat di depan, proporsinya kurang lebih 60% di depan dan 40% di belakang. Namun di CBS proporsinya 65% di belakang dan di depan sekitar 35% (ketika tuas rem kiri saja yang ditekan). Dengan CBS kedua roda ikut berhenti meski proporsi rem depan belum sepenuhnya sempurna. Namun kemungkinan roda belakang mengunci tetap bisa dikurangi dan jarak pengeremannya juga jadi lebih pendek. Kemudahan ini tentunya sangat menguntungkan bagi pengendara pemula atau para wanita. Namun demikian meski menggunakan CBS, idealnya harus tetap belajar pengereman dengan baik dan benar (rem depan dan belakang) agar proporsi remnya bisa sempurna.

Cara Kerja CBS :

Komponen terpenting pada CBS adalah adanya kabel penghubung antara tuas rem depan dan rem belakang yang disebut dengan kabel konektor. Dengan adanya kabel konektor ini, ketika rem belakang di tekan rem depan juga akan ikut tertekan.
Ketika tuas rem belakang ditekan, satu kabel dari tuas akan menarik equalizer yang bercabang ke dua kabel. Satu kabel langsung ke rem belakang dan satu kabel lagi ke kabel konektor. Kabel konektor ini akan menarik knocker untuk mendorong piston hidrolik di master rem depan.  Proporsi remnya tidaklah serta merta sama. Ketika tuas rem belakang ditekan sedikit yang berhenti hanya roda belakang. Makin dalam lagi menekan tuas rem belakang, rem depan baru akan mulai ikut melakukan pengereman. Makin dalam lagi sampai mentok, hanya rem belakang yang makin kuat pengeremannya (rem depan tidak nambah lagi).

Mekanisme di tuas rem depan dan belakang

Bila dihitung persentasenya, pada CBS ini rem belakang bisa mengerem dengan kemampuan maksimum sampai 100%, sedang rem depan hanya memiliki porsi sekitar 70%. Kalau daya cengkram rem depan mau ditambah hingga 100% tetap harus tekan tuas rem depan (tuas sebelah kanan).

Equalizer :

Ketika menekan tuas rem belakang, pengereman CBS baru akan bekerja. Tapi kalau hanya rem depan saja, maka CBS tidak bekerja. Hal ini karena di master rem depan, knocker joint yang juga tersambung dengan rem belakang tidak bekerja seperti ketika tuas rem belakang ditarik. Yang ditawarkan CBS ini, lebih memfokuskan pengereman di sektor buritan alias rem belakang. Ada nama part yang disebut equalizer. Part inilah yang menghubungkan antara rem depan dan belakang melalui slink atau kabel besi layaknya kabel gas atau kabel rem sepeda. Letaknya, ada di hendel rem belakang (sebelah kiri).
Sedangkan di panel rem depan, hanya ada knocker dan knocker joint. Ketika menekan rem depan, konektor tersebut tidak akan bergerak. Tetapi ketika kita menarik rem belakang, maka konector joint itu juga akan menarik knocker di master rem depan. Makanya, langkah atau metode ini yang menyebabkan kedua rem bisa berfungsi. Tapi porsi kekuatannya, tidak akan melebihi jika kedua tuas rem ditarik secara bersamaan ketimbang hanya tuas rem belakang aja yang ditarik.
Selain itu, equalizer juga mengatur penuh jarak main tuas rem belakang sehingga jarak main tuas rem nggak kebablasan dan berfungsi seperti biasanya. Sehingga mekanisme CBS pada Vario Techno takkan mempengaruhi kerja rem depan bila kampas rem belakang mulai tipis. Artinya, tuas rem depan tetap akan tertarik seperti biasa tanpa harus ngelock, meski tuas rem belakang ditarik full.[4]






C.     Penerapan CBS pada kendaraan ATV
ATV merupakan salah satu kendaraan segala medan yang harusnya didukung dengan sistem yang berfungsi dengan baik dan sistem tersebut harus berfungsi dengan optimal. Untuk pengamatan yang saya lakukan pada kendaraan ATV ini saya mendapatkan permasalahan yang cukup terlihat disini, yaitu pada sistem rem. Disini hanya terdapat sebuah rem yang berada dibagian belakang. Tentunya hal itu tidak bisa bekerja secara optimal bila diterapkan pada kendaraan ATV. Lihat gambar dibawah ini :


 







Tentunya hal tersebut sungguh tidak mendukung sekali bila diterapkan pada kendaraan ATV. Seharusnya kendaraan tersebut dilengkapi dengan system rem yang baik pula. Inovasi yang saya dapatkan dari kekurangan tersebut adalah dengan menambahkan satu rem cakram pada masing - masing roda kendaraan tersebut. Pemasangan rem cakram pada tiap – tiap roda tentunya lebih meningkatkan daya pengereman kendaraan.
Penerapan keempat rem cakram pada kendaraan tentunya harus didukung dengan penggunaan system yang dapat mengatur keempat rem tersebut supaya bisa beroperasi secara bersama. Fungsi pengereman akan optimal ketika rem depan dan rem belakang dioperasikan secara bersamaan hanya dengan menggerakkan satu tuas saja. Tidak mungkin kan bila ke empat rem tersebut dikendalikan dengan memasang masing – masing satu tuas pada satu rem. Hal tersebut tentu sangat menyulitkan pengoprasian sang pengemudi, bahkan hampir tidak mungkin bila pengemudi harus menarik ke empat tuas rem secara bersamaan.
Nah untuk mendukung pengoprasiannya maka pada hal ini saya akan mengaplikasikan system CBS (Combined Brake System). Setelah memasangkan keempat rem cakram pada masing - masing roda, maka hal selanjutnya yang akan dilakukan adalah menyalurkan selang fluida rem cakram antara roda belakang kiri dan kanan dengan pipa pembagi atau dengan menggunakan selang fluida yang bercabang. Hal tersebut dilakukan supaya pengereman yang terjadi pada kedua roda belakang dapat bekerja secara bersamaan. Setelah menjadi satu saluran tinggal menyalurkan selang ke master silinder rem bagian elakang. Lakukan juga cara itu pada rem cakram roda depan supaya didapatkan hasil yang maksimal.
Agar pengaplikasian CBS dapat bekerja dengan baik maka diperlukan adanya kabel konektor, supaya ketika rem belakang di tekan rem depan juga akan ikut tertekan.
Ketika tuas rem belakang ditekan, satu kabel dari tuas akan menarik equalizer yang bercabang ke dua kabel. Kabel konektor rem belakang akan menarik knocker untuk mendorong piston hidrolik di master rem belakang. Begitu juga kabel konektor rem depan akan menarik knocker untuk mendorong piston hidrolik di master rem depan.  Proporsi remnya tidaklah serta merta sama. Ketika tuas rem belakang ditekan sedikit yang berhenti hanya roda belakang. Makin dalam lagi menekan tuas rem belakang, rem depan baru akan mulai ikut melakukan pengereman. Makin dalam lagi sampai mentok, hanya rem belakang yang makin kuat pengeremannya.
Dengan digunakannya system CBS maka pengereman pada kendaraan ATV ini akan menjadi lebih optimal.



[1] New step 1 training manual
[2] http://m-edukasi.net/online/2008/servicerem/komponen%20rem.html#cakram
[3] http://udaengki.blogspot.com/2012/01/cara-kerja-cbs-pada-vario-techno.html

[4] http://ahass.wordpress.com/tag/cbs/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar